Announcement

Collapse
No announcement yet.

Ngabuburit Historis di Rumah Si Pitung

Collapse
X
  • Filter
  • Time
  • Show
Clear All
new posts

  • #1

    Ngabuburit Historis di Rumah Si Pitung

    Kaum perempuan remaja juga Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah


    Hai para sahabat puteriputeri.com, bulan puasa seperti ini paling asyik kalau kita ngabuburit atau memanfaatkan waktu menjelang berbuka puasa di tempat wisata. Namun, kita harus jeli memilih lokasi wisata untuk ngabuburit, karena paling lama kita berada di tempat wisata ini hanyalah 3 jam saja, karena menunggu waktu berbuka puasa.

    Untuk itu kami memilih ngabuburit di lokasi ‘historic nan scenic’ yakni “Rumah Si Pitung” sebagai warisan Budaya Betawi.
    Di pesisir Utara Jakarta, terdapat salah satu tempat wisata yang penuh dengan historikal sisi sejarah, yakni “Rumah Si Pitung”. Setiap Anda warga Jakarta, tentu tau siapa sosok ‘Si Pitung’ atau yang lebih akrab kita panggil Bang Pitung.

    Karena ingin melaksanakan ngabuburit yang ‘historis’ saya beserta 3 teman saya pun mengunjungi salah satu destinasi wisata pesisir yang berada di wilayah Marunda, Jakarta utara yakni Rumah Si Pitung ini.
    Perjalanan yang lumayan panjang serta panasnya cuaca di bulan Puasa ini, tak mengurungkan niat kami untuk mengunjungi rumah Si Pitung.

    Lokasi yang berdekatan dengan pantai Marunda ini membuat suasana di Rumah si Pitung ini sejuk, karena suasana pantai yang kita tahu terdapat banyak angin. Sedikit sejarah tentang si Pitung yang kami baca di Rumah si Pitung beserta gambar yang sempat kami abadikan.

    Si Pitung adalah salah seorang pendekar Betawi, dia berasal dari Kampung Rawa Belong, Jakarta Barat, Si Pitung juga menggambarkan sosok seorang pendekar yang suka membela kebenaran dalam menghadapi ketidak adilan yang ditimbulkan oleh penguasa Kolonial Belanda pada masa itu.
    Kisah utama di daerah ini diyakini nyata keberadaannya oleh para tokoh masyarakat Betawi, terutama di daerah kampung Marunda, dimana terdapat peninggalannya berupa rumah Si Pitung dan Masjid di dekatnya.
    Biografi Si Pitung
    Si Pitung lahir sekitar tahun 1850-an di daerah Pos Pengumben, Batavia pada sebuah Kampung Rawa Belong. Kalau saat ini lokasi ini berada di sekitar stasiun Kereta Api Palmerah. Ayahnya bernama Bang Piun dan ibunya bernama Mak Pinah.
    Si Pitung mendapatkan pendidikan pada salah satu pondok pesantren dibawah pimpinan H.Naipin, yang juga sebagai orang pedagang kambing. Si Pitung, merupakan nama panggilan, asal kata dari bahasa Sunda pitulungi (minta tolong atau penolong). Atau juga bisa dari asal kata bahasa Jawa yakni Pitung atau ‘perhitungan’ dalam bahasa Jawa. Pengaruh Jawa juga kental di Batavia terutama setelah peristiwa penyerbuan Mataram di Batavia.
    Sedangkan nama asli si Pitung adalah Salihun/ Salihoen. Pada dasarnya ada beberapa versi yang tersebar di masyarakat mengenal si Pitung, yaitu versi Indonesia, atau versi Belanda, masing-masing menuturkan versi cerita tersebut.
    Jelas Si Pitung adalah pahlawan berdasarkan versi cerita Nasional Indonesia, namun jika dilihat dari versi cerita Belanda maka semua pejuang kemerdekaan atau para pejuang yang berani melawan penjajah tentunya sebagai penjahat atau ekstremis. Ya begitulah, karena semua pahlawan kemerdekaan nasional kita (semua pahlawan kemerdekaan kita) kalau dalam versi negeri Belanda sono ya jelas adalah para ekstremis musuh kolonial Belanda, yang menggagalkan kemakmuran Belanda di Nusantara.
    Ingat, bahwa kemakmuran Belanda atau kemakmuran negara Penjajah di Bumi Nusantara, ya sama artinya dengan kemiskinan rakyat di bumi Nusantara di bawah kekuasaan penjajah.
    Cerita si Pitung ini dituturkan oleh masyarakat lokal sehingga menjadi ‘urban legend’ dan hingga saat ini dan menjadi bagian dari legenda serta warisan budaya Betawi khususnya dan Indonesia umumnya. Kisah legenda si Pitung ini kadang-kadang dituturkan menjadi prosa, menjadi sejenis balada atau syair atau cerita lenong Betawi untuk bercerita tentang suatu keadilan sosial.
    Kisah Nyata si Pitung
    Berdasarkan penelusuran Van Fili, yang pernah diterbitkan dalam Hindia Olanda (koran terbitan Malaya atau Malaysia pada saat itu). Pada tahun 1892 si Pitung dikenal sebagai ‘’One Bitoeng’’ Pitung kemudian menjadi si Pitoeng. Laporan dari surat kabar ini menunjukan bahwa schout Tanah Abang mencari rumah ‘One Bitoeng’’ di sukabumi. Dari hasil penemuannya ditemukan Jas Hitam, seragam polisi dan topi serta beberapa perlengkapan lainnya yang digunakan mencuri di kampung.
    Sebulan kemudian polisi menggeledah rumahnya kembali ditemukan uang sebesar 125 Gulden. Hal ini diduga uang rampasan dari nyonya De Cecile dan seorang saudagar kolonial Belanda.
    Kemudian si Pitung menggunakan senjata untuk mencuri pada tanggal 30 juli 1892 ketika itu si Pitung dan lima orang kawannya (Abdoel Rachman, Moediran, Merais, Dji-ih dan Gering) secara berani menerobos rumah saudagar jaman kolonial Belanda dengan mengancamnya.
    Pada tahun 1892, si Pitung dan kawannya ditangkap oleh polisi, setelah itu kepala kampung Kebayoran yang menerima uang 50 ringgit Hindia Belanda memberi nasehat untuk menangkap si Pitung. Setelah ditangkap kurang dari setahun kemudian pada musim semi 1893. Pitung dan Dji-ih merencanakan kabur dengan cara yang misterius dari tahanan Meester Cornelis.
    Sebuah investigasi kemudian dilakukan oleh asisten Residen sendiri, dan diketahui seorang petugas penjara mengakui bahwa dia telah meminjamkan sebuah belincong (sejenis linggis pencukil) kepada Si Pitung, yang kemudian di gunakan untuk membongkar atap dan mendaki dinding.
    Akhirnya si Pitung lolos lagi. Begitulah Legenda Si Pitung terus hidup sebagai simbol perlawanan rakyat terhadap kekejian dan kekejaman bangsa penjajah.
    Mungkin hanya ini yang dapat kami tampilkan, sebenarnya ada satu lagi destinasi wisata bersejarah yang berdekatan lokasinya dengan Rumah Si Pitung yaitu Mesjid Al-Alam, namun berhubung waktu sudah menjelang Maghrib, maka kami memutuskan berbuka puasa.
    Terimakasih telah meluangkan waktu untuk sekedar membaca tulisan kami. Ternyata ngabuburit juga bisa menambah wawasan kebangsaan kita. Salam wisata khas puteriputeri.com.



Powered by Stromotion
Working...
X