Dingin menusuk kulit. Angin yang menerpa serasa embusan udara dari lemari penyejuk.
Itulah yang dirasakan kala kita berada di kawasan permukiman tertinggi di Pulau Jawa, Dieng. Dataran tinggi Dieng memang tampak nyenyat, penuh misteri. Banyak hal mistis dan autentik yang hanya bisa ditemui di lokasi ini. Apa saja?
1. Anak berambut gimbal. Alami, tanpa rekayasa genetik.
losmenbudjono.com
Kemunculannya tiba-tiba. Bukan keturunan, bukan juga dibawa ke salon. Masyarakat setempat percaya, anak gimbal—yang di daerah setempat disebut anak gembel—adalah titipan Kyai Kolo Dete. Dia adalah penggawa yang berkuasa kala abad ke-14. Tepatnya pada masa Mataram Islam.
Seperti dikutip dari laman Indonesia Kaya, warga percaya Kyai Kolo Dete bersama Kyai Walid dan Kyai Karim ditugaskan Kerajaan Mataram mempersiapkan pemerintahan di Wonosobo dan sekitarnya. Kyai Walid dan Kyai Karim bertugas di daerah Wonosobo, sedangkan Kyai Kolo Dete bertugas di Dieng.
Kabarnya, dulu, setibanya di Dieng, ia mendapat mandat dari Ratu Pantai Selatan. Dia harus membawa masyarakat Dieng menuju hidup yang lebih sejahtera. Indikatornya adalah anak berambut gembel atau gimbal. Sejak itu, anak-anak berambut gimbal bermunculan di sini. Rambut gimbal kelihatan saat anak berusia balita. Pada saat sudah bertumbuh besar, misalnya menuju remaja, anak gimbal akan mengajukan permintaan yang kadang dianggap aneh. Kalau sudah meminta, inilah saatnya rambut mereka dipotong melalui ritual.
2. Carica, kalau ditanam di luar jadi pepaya.
satyawinnie.com
Carica tumbuh di dataran tinggi, sekitar kawasan 1.500 – 3.000 mdpl. Tanamannya kecil dan tidak berkayu. Tumbuhan ini dipercaya hanya bisa tumbuh di Dieng. Kalau sudah ditanam di bawah, seperti di Wonosobo, kabarnya berubah menjadi pepaya biasa. Carica memang identik tumbuh di dataran yang amat tinggi. Carica diolah menjadi beragam penganan, seperti keripik, manisan, dan lain-lain.
3. Rumput-rumput membeku dan padang es.
sikunirdieng.com
Di mana lagi bisa ditemui salju di Pulau Jawa kalau bukan di Dieng. Sebenarnya bukan salju, melainkan es. Ya, di musim-musim kemarau, seperti saat Agustus, embun yang jatuh di dataran tinggi ini membeku menjadi es. Bila dilihat dari ketinggian atau kejauhan. Rumput-rumput yang membeku menjadi es tampak diselimuti salju. Maklum, di masa seperti ini suhu Dieng bisa mencapai 0 derajat, bahkan minus.
4. Tanpa penyejuk ruangan atau lemari pendingin.
afrinalaksmiarti.wordpress.com
Tak ada kulkas atau AC. Mungkin orang-orang di sana tak mengenal yang namanya air dingin dari lemari pendingin. Tanpa kulkas dan AC, mereka sudah bisa merasakan hawa yang bikin kulit bergidik. Di rumah-rumah, bahkan mereka punya penghangat atau tungku seperti layaknya yang terdapat di rumah-rumah di Eropa. Menyenangkan berkunjung ke Dieng, sebab serasa berada di luar negeri.
5. Tempatnya desa tertinggi di Pulau Jawa.
afrinalaksmiarti.wordpress.com
Namanya Desa Sembungan. Lokasinya di ketinggian 2.306 mdpl. Di sinilah terletak Bukit Sikunir. Orang-orang mengejar matahari terbit keemasan di tempat ini. Kala masuk ke desa ini, hawanya memang berbeda. Dinginnya menusuk. Namun pemandangannya sangat menakjubkan. Karpet-karpet alam membentang indah.
6. Ngapak yang tidak biasa.
diengplateau.com
Di Dieng, warganya memang bertutur menggunakan bahasa Jawa ngapak. Namun, bedanya, bahasa Jawa ngapak di sini beda dengan bahasa Jawa di tempat lain, seperti di Banyumas atau Tegal. Mereka punya penekanan-penekanan terhadap konotasi tertentu, seumpama “y” menjadi “z”, dan sebagainya. Ada banyak istilah yang juga hanya dimengerti oleh warga sekitar.
7. Gorengan yang lebih enak dari biasanya.
kaskus.co.id
Di Dieng, kita bisa menemui gorengan tempe kemul yang kadar keenakannya itu lebih dari biasanya. Entah karena tangan-tangan pembuatnya, atau entah karena hawa dingin membuat pelur selalu lapar dan cocok banget kalau diisi dengan camilan gorengan. Nyatanya, gorengan di sini selalu laris manis, dan pastinya ‘bersih’ tak seperti gorengan di kota-kota besar yang tercampur debu serta polusi udara.
8. Motor-motor ber-cc gede, bukan buat gegayaan, tapi buat ngangkut kentang.
dheandfree.blogspot.co.id
Mungkin, kalau sedang jalan-jalan di Dieng, kita nemu yang namanya motor gede punya Kawasaki ngangkut kentang berpuluh-puluh kilogram. Menangkap fenomena itu, mulut cuma bisa menganga lebar dan terheran-heran. Pasalnya, motor ini gak lagi dipakai buat gegayaan, tapi buat ngangkut sayuran. Sungguh pemandangan yang keren, unik, dan tak biasa.
9. Hawa yang mistis dan klenik.
anekatempatwisata.com
Pernah berjalan-jalan malam hari atau dini hari di kawasan Dieng? Rasanya ada yang tak biasa. Selain bergidik ngeri karena dingin, bulu kuduk bereaksi karena merasa ada suasana yang ganjil. Entah. Mungkin karena daerahnya yang nyenyat atau kawasan yang jauh dari hingar-bingar. Yang jelas, dulunya, kabarnya, Dieng merupakan tempat pertapaan para dewa. Itulah mengapa di daerah ini terasa sangat sunyi.
Kalau belum pernah ke Dieng, kamu harus mencoba menyambangi lokasi ini. Segera kepak ransel dan pergilah ke sana.
sumber : https://travel.idntimes.com/destination/francisca-christy/hal-hal-mistis-unik-aneh-dan-autentik-yang-hanya-bisa-ditemukan-di-dieng
Itulah yang dirasakan kala kita berada di kawasan permukiman tertinggi di Pulau Jawa, Dieng. Dataran tinggi Dieng memang tampak nyenyat, penuh misteri. Banyak hal mistis dan autentik yang hanya bisa ditemui di lokasi ini. Apa saja?
1. Anak berambut gimbal. Alami, tanpa rekayasa genetik.
Kemunculannya tiba-tiba. Bukan keturunan, bukan juga dibawa ke salon. Masyarakat setempat percaya, anak gimbal—yang di daerah setempat disebut anak gembel—adalah titipan Kyai Kolo Dete. Dia adalah penggawa yang berkuasa kala abad ke-14. Tepatnya pada masa Mataram Islam.
Seperti dikutip dari laman Indonesia Kaya, warga percaya Kyai Kolo Dete bersama Kyai Walid dan Kyai Karim ditugaskan Kerajaan Mataram mempersiapkan pemerintahan di Wonosobo dan sekitarnya. Kyai Walid dan Kyai Karim bertugas di daerah Wonosobo, sedangkan Kyai Kolo Dete bertugas di Dieng.
Kabarnya, dulu, setibanya di Dieng, ia mendapat mandat dari Ratu Pantai Selatan. Dia harus membawa masyarakat Dieng menuju hidup yang lebih sejahtera. Indikatornya adalah anak berambut gembel atau gimbal. Sejak itu, anak-anak berambut gimbal bermunculan di sini. Rambut gimbal kelihatan saat anak berusia balita. Pada saat sudah bertumbuh besar, misalnya menuju remaja, anak gimbal akan mengajukan permintaan yang kadang dianggap aneh. Kalau sudah meminta, inilah saatnya rambut mereka dipotong melalui ritual.
2. Carica, kalau ditanam di luar jadi pepaya.
Carica tumbuh di dataran tinggi, sekitar kawasan 1.500 – 3.000 mdpl. Tanamannya kecil dan tidak berkayu. Tumbuhan ini dipercaya hanya bisa tumbuh di Dieng. Kalau sudah ditanam di bawah, seperti di Wonosobo, kabarnya berubah menjadi pepaya biasa. Carica memang identik tumbuh di dataran yang amat tinggi. Carica diolah menjadi beragam penganan, seperti keripik, manisan, dan lain-lain.
3. Rumput-rumput membeku dan padang es.

Di mana lagi bisa ditemui salju di Pulau Jawa kalau bukan di Dieng. Sebenarnya bukan salju, melainkan es. Ya, di musim-musim kemarau, seperti saat Agustus, embun yang jatuh di dataran tinggi ini membeku menjadi es. Bila dilihat dari ketinggian atau kejauhan. Rumput-rumput yang membeku menjadi es tampak diselimuti salju. Maklum, di masa seperti ini suhu Dieng bisa mencapai 0 derajat, bahkan minus.
4. Tanpa penyejuk ruangan atau lemari pendingin.

Tak ada kulkas atau AC. Mungkin orang-orang di sana tak mengenal yang namanya air dingin dari lemari pendingin. Tanpa kulkas dan AC, mereka sudah bisa merasakan hawa yang bikin kulit bergidik. Di rumah-rumah, bahkan mereka punya penghangat atau tungku seperti layaknya yang terdapat di rumah-rumah di Eropa. Menyenangkan berkunjung ke Dieng, sebab serasa berada di luar negeri.
5. Tempatnya desa tertinggi di Pulau Jawa.

Namanya Desa Sembungan. Lokasinya di ketinggian 2.306 mdpl. Di sinilah terletak Bukit Sikunir. Orang-orang mengejar matahari terbit keemasan di tempat ini. Kala masuk ke desa ini, hawanya memang berbeda. Dinginnya menusuk. Namun pemandangannya sangat menakjubkan. Karpet-karpet alam membentang indah.
6. Ngapak yang tidak biasa.

Di Dieng, warganya memang bertutur menggunakan bahasa Jawa ngapak. Namun, bedanya, bahasa Jawa ngapak di sini beda dengan bahasa Jawa di tempat lain, seperti di Banyumas atau Tegal. Mereka punya penekanan-penekanan terhadap konotasi tertentu, seumpama “y” menjadi “z”, dan sebagainya. Ada banyak istilah yang juga hanya dimengerti oleh warga sekitar.
7. Gorengan yang lebih enak dari biasanya.

Di Dieng, kita bisa menemui gorengan tempe kemul yang kadar keenakannya itu lebih dari biasanya. Entah karena tangan-tangan pembuatnya, atau entah karena hawa dingin membuat pelur selalu lapar dan cocok banget kalau diisi dengan camilan gorengan. Nyatanya, gorengan di sini selalu laris manis, dan pastinya ‘bersih’ tak seperti gorengan di kota-kota besar yang tercampur debu serta polusi udara.
8. Motor-motor ber-cc gede, bukan buat gegayaan, tapi buat ngangkut kentang.

Mungkin, kalau sedang jalan-jalan di Dieng, kita nemu yang namanya motor gede punya Kawasaki ngangkut kentang berpuluh-puluh kilogram. Menangkap fenomena itu, mulut cuma bisa menganga lebar dan terheran-heran. Pasalnya, motor ini gak lagi dipakai buat gegayaan, tapi buat ngangkut sayuran. Sungguh pemandangan yang keren, unik, dan tak biasa.
9. Hawa yang mistis dan klenik.

Pernah berjalan-jalan malam hari atau dini hari di kawasan Dieng? Rasanya ada yang tak biasa. Selain bergidik ngeri karena dingin, bulu kuduk bereaksi karena merasa ada suasana yang ganjil. Entah. Mungkin karena daerahnya yang nyenyat atau kawasan yang jauh dari hingar-bingar. Yang jelas, dulunya, kabarnya, Dieng merupakan tempat pertapaan para dewa. Itulah mengapa di daerah ini terasa sangat sunyi.
Kalau belum pernah ke Dieng, kamu harus mencoba menyambangi lokasi ini. Segera kepak ransel dan pergilah ke sana.
sumber : https://travel.idntimes.com/destination/francisca-christy/hal-hal-mistis-unik-aneh-dan-autentik-yang-hanya-bisa-ditemukan-di-dieng
Comment