
Misteri meriam terpotong merupakan sebuah misteri yang banyak dibicarakan dikalangan masyarakat Sulawesi selatan, meriam ini terletak di Benteng Somba Opu di Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.
Masyarakat sering menyebutnya dengan mariang polonga, sebuah meriam terpotong yang selalu dipenuhi bunga dan sesaji entah apa maksud dari sesaji di meriam tersebut. Meriam tersebut terletak di pendopo yang ada di benteng Somba Opu.
Salah satu juru kunci dari Benteng tersebut selalu menuturkan jika melewati pendopo harus mengucapkan salam terlebih dahulu dan jangan berucap yang jelek jika tidak ingin celaka. Memang masyarakat sangat percaya dengan mitos yang masih berkembang hingga sekarang ini.
Kawasan benteng ini memang tergolong kawasan anker, di dalam benteng itu sendiri terdapat sebuah makam sepanjang satu meter dan ada juga sebuah tempat menyerupai sebuah kasur digunakan untuk meletakan sesaji dan membakar kemenyan.

Masyarakat menuturkan jika sebagian potongan meriam ini disimpan di museum di negeri kincir angin Belanda. Salah satu orang yang terlibat dalam masa penggalian situs ini adalah Daeng Ngewa seorang warga kampung Sapiria yang juga terlibat dalam penggalian situs purbakala di kawasan tersebut.

Pada saat bertahan inilah pasukan belanda tidak bisa masuk ke Benteng Sumba Opu karena serangan 2 meriam sakti tersebut yang terus mengeluarkan peluru selama 40 hari yang membuat pasukan Belanda kualahan dan mengakui kehebatan dari meriam tersebut.

Hingga sampai saat ini misteri meriam terpotong ini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan ilmuan, tim peneliti terus meneliti kawasan ini dan juga masyarakat selalu mempercayai akan mitos-mitos dari kawasan Benteng Sumba Opu tersebut hingga sekarang, tak jarang sang juru kunci selalu menaruh bunga dan sesaji di dekat meriam terpotong tersebut.