wordpress.com
Baru saja dioptimalkan
Lihat yang asli
Arkeologi Bawah Air dan Arkeologi Maritim
Lestarikan Jejak Peradaban di Perairan Nusantara
Ditemukan Lagi Jangkar Raksasa
[Jangkar kuno raksasa kembali ditemukan nelayan warga Desa Gegunung Wetan Kecamatan Kota Rembang di Perairan Karang Sinden, Sabtu (11/6). (doc)]
suararembang.com, Sabtu, 11 Juni 2011 – Nelayan Desa Gegunung Wetan Kecamatan Kota Rembang, Sabtu (11/6), menemukan lagi sebuah jangkar kuno raksasa di Perairan Rembang, sekitar dua mil atau 3,6 kilometer dari bibir Pantai Kartini Rembang.
Jangkar yang diduga berusia lebih tua dibandingkan jangkar temuan sebelumnya itu, sudah diketahui koordinat keberadaannya pada Jumat (10/6) pukul 12.16 WIB. Adapun koordinat penemuan jangkar kuno raksasa itu adalah 6 derajat 40 menit 742 detik Lintang Selatan dan 111 derajat 21 menit 373 detik Bujur Timur.
Menurut keterangan yang dihimpun suararembang, penemuan jangkar tersebut bermula ketika pada Kamis (9/6), jaring kapal motor nelayan milik Rasyid tersangkut karang di kawasan Karang Bata. Kata sejumlah warga, nelayan setempat memang kerap berburu ikan-ikan di sekitar kawasan tersebut.
Pada Jumat (10/6), sejumlah nelayan melakukan survei dan penyelaman ke dasar laut sekitar Karang Bata untuk melepaskan jaring yang tersangkut. Namun, setelah diselami, para penyelam yang dikomandani Rastim (36), justru menemukan tumpukan batu bata yang diduga merupakan muatan kapal kuno China yang tenggelam saat melintasi Perairan Rembang beberapa abad yang lalu.
Menurut Rastim, batu bata kuno yang ditemukan di Karang Bata berbeda dengan batu bata merah yang akrab digunakan untuk membangun rumah. Meski ukuran batu bata kuno tersebut lebih kecil atau hanya berukuran lebar enam centimeter dan panjang 12 centimeter, namun bobotnya hampir sama dengan batu bata merah yang ukurannya rata-rata delapan centimeter kali 30 centimeter.
Rastim dan kawan-kawan pun kemudian mengambil sebanyak dua keranjang batu bata kuno sebagai contoh untuk nelayan dan pihak lain yang membutuhkan. Ia mengungkapkan jumlah luasan tumpukan batu bata kuno di dasar laut Karang Bata tersebut berkisar 70 meter persegi.
Usai menemukan batu bata kuno itu, Rastim dan kawan-kawan tak buru-buru menyudahi penyelaman. Ia memilih lebih lama lagi mengobrak-abrik dasar laut Karang Bata. Setelah sekian lama beraksi, Rastim justru menemukan sebuah jangkar kuno raksasa dalam kondisi tegak pada perairan sebelah selatan laut Karang Bata, berjarak kurang lebih satu mil laut atau sekitar 1,8 kilometer. Nelayan setempat menyebut titik lokasi penemuan jangkar tersebut sebagai Perairan Karang Sinden.
Keesokan harinya atau pada Sabtu (11/6) sekitar pukul 05.30 WIB, belasan nelayan dan dua penyelam kembali ke lokasi penemuan jangkar di selatan Karang Bata untuk mengangkat jangkar.
Dibutuhkan waktu lebih dari delapan jam untuk menaikkan jangkar yang terendam dalam kedalaman laut 7,5 meter tersebut ke daratan. Pasalnya, para penyelam lebih dulu harus membersihkan jangkar dari jaring-jaring yang pernah tersangkut.
Jangkar kuno berhasil diangkut ke permukaan pada Sabtu (11/6) siang sekitar pukul 13.47 WIB, kemudian diangkut ke daratan dengan menggunakan derek manual yang dikaitkan pada sebuah kapal motor nelayan, sementara satu kapal lain menariknya. Diperlukan tenaga sekitar 50 orang untuk menaikkan jangkar tersebut ke daratan permukiman warga Desa Gegunung Wetan RT 03 RW I Kecamatan Kota Rembang.
Jangkar dengan berat lebih dari 1000 kilogram, memiliki panjang sekitar 4,5 meter dan lebar lengkung lebih dari tiga meter tersebut baru bisa didudukkan tepat di sebelah barat ‘pesarean’ jangkar lama pada pukul 16.47 WIB. Ratusan warga pun langsung mengerubuti jangkar itu.
Dimungkinkan Ada Jangkar Kuno Lagi
Jumlah jangkar kuno berukuran besar yang ditemukan di Perairan Rembang dimungkinkan akan segera bertambah dua lagi sebab nelayan Desa Gegunung Wetan kembali menemukan dugaan adanya jangkar serupa di sebelah tenggara Pulau Karang Masaran dan utara Perairan Taman Kartini.
Warga meyakini adanya jangkar kuno di perairan sebelah tenggara Pulau Karang Masaran itu setelah sudah sekian lama nelayan kerap melihat pantulan cahaya mencorong yang diduga berasal dari jangkar kuno raksasa yang terbuat dari tembaga atau kuningan. Sementara informasi keberadaan jangkar di utara perairan Pantai Kartini diperoleh dari sejumlah nelayan yang kerap menangkap ikan di wilayah itu.
“Warga sudah mencatat titik koordinatnya, tinggal diselami saja. Namun, nelayan masih mempertimbangkan untuk melakukan penyelaman karena minimnya sarana. Belum lagi sejumlah mitos yang berkembang terkait keangkeran perairan tenggara Pulau Masaran itu,” kata Gunadi, tokoh Desa Gegunung Wetan.
Sebelumnya, jangkar kuno raksasa juga ditemukan nelayan Desa Gegunung Wetan di perairan dekat Pulau Karang Masaran pada Selasa Wage (26/4) sekitar pukul 11.00 WIB. Jangkar kuno raksasa yang ditemukan pada koordinat 6 derajat 40 menit 700 detik Lintang Selatan dan 111 derajat 20 menit 186 detik Bujur Timur memiliki panjang sekira 3,8 meter dan lebar hampir dua meter serta diperkirakan berasal dari kapal yang tenggelam pada tahun 1731.
Jangkar kuno raksasa tersebut kini ditempatkan di kawasan RT 3 RW I Desa Gegunung Wetan, di tengah-tengah permukiman warga. Saat ini, jangkar tersebut telah dibuatkan “museum” sementara dengan menghabiskan dana kurang lebih Rp17 juta yang berasal dari swadaya warga setempat, bukan sumbangan dari pemerintah kabupaten itu. (Pujianto-02)
Tentang iklan-iklan ini
Memuat...
Suka
Jadilah yang pertama menyukai ini.
Terkait
Berburu Benda Kuno di Perairan Selayar Kepulauan
dalam "Kliping"
Kontroversi Nanking Cargo - Harta Karun di Perairan Nusantara
dalam "Kliping"
Nanking Cargo dan Arti Penting Laut bagi Perkembangan Bangsa
dalam "Artikel"
22 November 2011 Leave a reply
« Sebelumnya
Berikutnya »
Berikan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar
Nama
*
Email
*
Situs web
Beri tahu saya komentar baru melalui email.
Translator (1)
Translator (2)
Bulgarian Croatian Czech Denmark Dutch Finnish Greek Hindi Italy Portuguese Romanian Rusian Spanish Swedish
Daftar Isi
Para Pemburu Alas Samudra
Pemburu Harta Temukan Botol Anggur 100 Tahun Dari Kapal Karam
Arkeologi Maritim: Belanda Diharapkan Bantu Mengelola Situs
Muatan Kapal Belanda Hilang
Perahu Firaun Berumur 5000 Tahun Berhasil Ditemukan
Harta Karun dari Perairan Cirebon Bagian Indonesia Masih Utuh
Pemerintah curiga investor lelang harta karun di Singapura
Peluncuran Buku
Spanyol Menangkan Gugatan Harta Karun
Warga Tanjabtim Temukan Puing Kapal Kuno
Concordia Karam di “Kuburan” Kapal Kuno
Kapal Karam Armada Sir Francis Drake
Kapal Perang Kubilai Khan Ditemukan di Jepang
Pelatihan dan Sertifikasi Selam
Pengelolaan Tinggalan Budaya Bawah Air di Indonesia*
SIDE SCAN SONAR, Teknologi Penginderaan Bawah Laut
Perendaman Situs Perahu Kuno Molor
Situs Perahu Kuno Rembang Direkonstruksi
Ditemukan Lagi Jangkar Raksasa
Dihentikan, Usai Kerja Sebulan
Peneliti Temukan Pulau yang Tenggelam
Ditemukan ‘Makam’ Kapal Viking Kuno
Menelusuri Jejak Kemaritiman Tanimbar
Menyelam, Sambil Menyingkap Sejarah
Hasil Survey, ‘Fyenord’ Bukan Kapal Perang
Survei Kapal Tenggelam di Perairan Pulau Pongok, Kab. Bangka Selatan, Bangka Belitung
Survei Peninggalan Bawah Air di Sungai Balang Beru dan Je’neberang
Paradigma dalam Arkeologi Maritim
Kapal Karam Era Romawi Ungkap Rahasia Pengobatan Kuno
Perahu Prasejarah di Situs Air Sugihan
Dulu, Direktorat Peninggalan Bawah Air; Kini, Direktorat Warisan Budaya Bawah Air dan Masa Kolonial
Laut China Selatan Bukan Pepesan Kosong
Gunung dan Sungai Kuno Ditemukan di Dasar Lautan
Tembikar di Kapal VOC dari China-Vietnam
Seberapa Berharga Harta Karun VOC Mentawai?
Pengangkatan Kapal VOC di Mentawai Terkendala
Ilmuwan Temukan Peninggalan Istana Cleopatra yang Tenggelam
Penyelam Florida Temukan Harta Karun Baru dari Kapal yang Karam
Ditemukan, 20 Kapal Kuno di Sri Lanka
Arkeolog Temukan Kapal Kuno Firaun 4.500 Tahun
Menyelami Laut dengan Persiapan Matang
Kesehatan Penyelam: Menguak Mitos “Hantu Laut”
Experimental Cleaning on Ceramics Results of Underwater Archaeological Excavation*
Sembarangan Angkat “Harta Karun” Bawah Laut. Musnahkan Data Sejarah Budaya Bangsa*)
Buku tentang Arkeologi Bawah Air
Atlantis, Kota Hilang Tersapu Tsunami Ditemukan
Ditemukan, Kapal Romawi Berumur 2.000 Tahun
Kemenbudpar Lestarikan Kapal Karam
Atlantis, Kota yang Hilang Ditelan Tsunami
Survei H-Beam di Teluk Rembang
Museum Bawah Laut Grenada
Harry Widianto, Penyelam dan Penjaga Situs Manusia Purba
Bangkai Kapal Perang Belanda Ditemukan di Perairan Madura
Buku-buku Arkeologi Bawah Air
Warisan Kebudayaan Bawah Air Borneo
Arkeologi Bawah Laut Nusantara
Kontroversi Nanking Cargo – Harta Karun di Perairan Nusantara
Manguin, Arkeolog Maritim Asia
Potensi Sumber Daya Arkeologi Bawah Air di Sulawesi Selatan: Suatu Alternatif Tambahan Pendapatan Asli Daerah [1]
Underwater Archaeology
Info Buku: The Nautical Archaeology Society
Info Buku: Arkeologi Maritim Malaysia
Luc Heyman, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon
Kota Tertua di Bawah Laut
LIPI: Kemungkinan Ada Kapal Harta Karun Lain
Perairan Indonesia Punya Banyak Kapal Harta Karun
Teknologi Maritim Indonesia Lebih Baik dari Viking
Indonesia Kalah dari Pengejar Kapal Harta Karun
Kapal Abad 18 Ditemukan di Bawah Reruntuhan WTC
Konvensi tentang Benda-benda Budaya Curian dan Ekspor Ilegal
BCB dari Situs Bawah Air Perairan Karang Heluputan, Kepulauan Riau
Deklarasi Tokyo bagi Kemitraan Jepang-ASEAN di Milenium Baru
Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Warisan Alam Dunia
Piagam tentang Perlindungan dan Manajemen Warisan Budaya Bawah Air
ASEAN Declaration on Cultural Heritage
Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dari Kancah Sengketa Bersenjata 1954
Menelusuri Keangkeran Tembok Raksasa di Bawah Air
PP RI No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
PP RI No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Penjelasan atas PP RI No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992 tentang BCB
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
UU No. 17 Tahun 1985 tentang Konvensi Hukum Laut
UU RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Peninggalan Bawah Air
Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan
UU RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Penjelasan UURI Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Penetapan Status Penggunaan dan Penjualan BMKT
Penjelasan UUBCB Nomor 5 Tahun 1992
Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
Keputusan Presiden RI Tahun 1992 tentang Pembagian Hasil Pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam Antara Pemerintah dan Perusahaan
Keputusan Presiden RI Tahun 2007 tentang Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam
Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Pendaftaran BCB
Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Penelitian dan Penetapan BCB dan/atau Situs
Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Perlindungan dan Pemeliharaan BCB
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang Pemilikan, Penguasaan, Pengalihan, dan Penghapusan BCB dan/atau Situs
Instruksi Presiden RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata
Sepenggal Pesan Harta Karun Perairan Indonesia
Kota-kota Kuno yang Tenggelam
Ekspedisi Istana Tenggelam Cleopatra
Kapal Karam Kuno Banyak Terabaikan
ARKEOLOGI BAWAH AIR: Melacak Kapal Karam
Balar Yogya Gandeng Ahli Kapal Kuno dan Konservator
Kapal Kuno Segera Diangkat dari Perairan Cyprus
Situs Kapal Kuno Butuh Peneliti
Kapal Harta Karun, Terseret Tsunami
Berburu Benda Kuno di Perairan Selayar Kepulauan
Kapal Harta Karun
Arkeolog Buru Kapal Kuno Peninggalan Dinasti Ming
Tim Arkeolog Teliti Situs Bawah Laut Rembang
Peradaban Hilang Ditemukan di Bawah Teluk Persia
Mengenang 66 Tahun Tenggelamnya Junyo Maru
Ekspedisi Viking
Pengangkatan Badan Kapal Nan’ao-1 Akan Selesai Dalam Dua Tahun
Perairan Maluku dan Jalur Perdagangan Tempo Dulu
Ditemukan di Laut Hitam: Kapal Kuno 1.500 Tahun SM
Puing Kapal Tunjukkan Lokasi Perang
Varuna, Jurnal Arkeologi Bawah Air
Konservasi dan Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi Laut: Peluang dan Tantangan (Abstrak Makalah)
Sejumlah Bangkai Kapal Kuno Ditemukan di Oslo
Museum Dasar Laut, Kapal Romawi Kuno Muncul
Kapal Yang Hilang 157 Tahun Lalu Ditemukan
Menuju Arkeologi Maritim Indonesia*
Arkeologi Bawah Laut vs Perburuan Harta Karun
Ekspedisi Sriwijaya: Pengembangan Arkeologi Maritim di Balai Arkeologi Palembang
TNI AL Jaga Sungai Musi dari Pemburu Harta Karun
Pelatihan Arkeologi Bawah Air Air Hitam – Belitung, 7 Juni – 13 Juni 2010
Balada Lelang Lima Menit
Waspadai Penerbitan Izin Arkeologi Bawah Laut
Menjelajah Istana Cleopatra di Dasar Laut
Hatcher, Si Pemburu Harta Karun Laut
Nanking Cargo dan Arti Penting Laut bagi Perkembangan Bangsa
Survei Peninggalan Bawah Air di Pulau Pongok, Bangka
Situs Bawah Laut Menguntungkan Tanpa Dijual
Bermitra dengan Media Massa untuk Sosialisasikan Warisan Budaya Bawah Air*
Berbagai Kegiatan Peninggalan Bawah Air 2010
Sentuh Warisan Budaya Bawah Air
Kembudpar Belum Ratifikasi Konvensi Warisan Budaya Bawah Air
Diklat Konservasi Peninggalan Bawah Air
Potensi Arkeologi Bawah Air Kurang Diperhatikan
Butuh 22.000 Penyelaman Angkat Harta Karun
Selat Bangka Jadi Kuburan Harta Karun
“Di balik Layar” Harta Karun The Cirebon Wreck
Lelang Artefak Ditunda
Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Warisan Budaya Bawah Air di Indonesia*
Michael Hatcher, Sang Pemburu Harta Karun Itu Dicekal
Warisan Budaya Bawah Air Dilelang?
Pameran dan Seminar Warisan Budaya Bawah Air
Eksotika Arkeologi Pulau Genting
Disparbud Pamerkan Peninggalan Arkeologi Bawah Air
Ditemukan 5 Situs Bawah Air Karimunjawa
Pelestarian Arkeologi Bawah Air Terkendala Biaya
Kategori Tulisan
ABA Arkeologi Laut AS ASEAN Atlantis Balai Arkeologi Bangka Bangka Belitung Banten Bawah Laut BCB Belanda BMKT Buku Cina Cirebon Cirebon Wreck DIA Diklat Eropa Harta karun Hatcher Inggris Italia Jambi Jawa Tengah Jepang Kapal Kapal karam Kapal kuno Karam Karawang Karimunjawa Kebijakan Konferensi Konferensi pers Konservasi Kota kuno Laporan kegiatan Lelang Makassar Malaysia Maluku Mancanegara Maritim Mentawai Mesir Michael Hatcher Norwegia Nusantara Palembang Pameran Pelatihan Pencurian Penelitian Penjelasan Perahu Prasejarah Rembang Romawi Selam Seminar Situs Spanyol Sumatera Sunda Sungai Musi Survei Teknologi Tokoh UUBCB 1992 UUBCB 2010 Viking VOC Yunani
Baru saja dioptimalkan
Lihat yang asli
Arkeologi Bawah Air dan Arkeologi Maritim
Lestarikan Jejak Peradaban di Perairan Nusantara
Ditemukan Lagi Jangkar Raksasa
[Jangkar kuno raksasa kembali ditemukan nelayan warga Desa Gegunung Wetan Kecamatan Kota Rembang di Perairan Karang Sinden, Sabtu (11/6). (doc)]
suararembang.com, Sabtu, 11 Juni 2011 – Nelayan Desa Gegunung Wetan Kecamatan Kota Rembang, Sabtu (11/6), menemukan lagi sebuah jangkar kuno raksasa di Perairan Rembang, sekitar dua mil atau 3,6 kilometer dari bibir Pantai Kartini Rembang.
Jangkar yang diduga berusia lebih tua dibandingkan jangkar temuan sebelumnya itu, sudah diketahui koordinat keberadaannya pada Jumat (10/6) pukul 12.16 WIB. Adapun koordinat penemuan jangkar kuno raksasa itu adalah 6 derajat 40 menit 742 detik Lintang Selatan dan 111 derajat 21 menit 373 detik Bujur Timur.
Menurut keterangan yang dihimpun suararembang, penemuan jangkar tersebut bermula ketika pada Kamis (9/6), jaring kapal motor nelayan milik Rasyid tersangkut karang di kawasan Karang Bata. Kata sejumlah warga, nelayan setempat memang kerap berburu ikan-ikan di sekitar kawasan tersebut.
Pada Jumat (10/6), sejumlah nelayan melakukan survei dan penyelaman ke dasar laut sekitar Karang Bata untuk melepaskan jaring yang tersangkut. Namun, setelah diselami, para penyelam yang dikomandani Rastim (36), justru menemukan tumpukan batu bata yang diduga merupakan muatan kapal kuno China yang tenggelam saat melintasi Perairan Rembang beberapa abad yang lalu.
Menurut Rastim, batu bata kuno yang ditemukan di Karang Bata berbeda dengan batu bata merah yang akrab digunakan untuk membangun rumah. Meski ukuran batu bata kuno tersebut lebih kecil atau hanya berukuran lebar enam centimeter dan panjang 12 centimeter, namun bobotnya hampir sama dengan batu bata merah yang ukurannya rata-rata delapan centimeter kali 30 centimeter.
Rastim dan kawan-kawan pun kemudian mengambil sebanyak dua keranjang batu bata kuno sebagai contoh untuk nelayan dan pihak lain yang membutuhkan. Ia mengungkapkan jumlah luasan tumpukan batu bata kuno di dasar laut Karang Bata tersebut berkisar 70 meter persegi.
Usai menemukan batu bata kuno itu, Rastim dan kawan-kawan tak buru-buru menyudahi penyelaman. Ia memilih lebih lama lagi mengobrak-abrik dasar laut Karang Bata. Setelah sekian lama beraksi, Rastim justru menemukan sebuah jangkar kuno raksasa dalam kondisi tegak pada perairan sebelah selatan laut Karang Bata, berjarak kurang lebih satu mil laut atau sekitar 1,8 kilometer. Nelayan setempat menyebut titik lokasi penemuan jangkar tersebut sebagai Perairan Karang Sinden.
Keesokan harinya atau pada Sabtu (11/6) sekitar pukul 05.30 WIB, belasan nelayan dan dua penyelam kembali ke lokasi penemuan jangkar di selatan Karang Bata untuk mengangkat jangkar.
Dibutuhkan waktu lebih dari delapan jam untuk menaikkan jangkar yang terendam dalam kedalaman laut 7,5 meter tersebut ke daratan. Pasalnya, para penyelam lebih dulu harus membersihkan jangkar dari jaring-jaring yang pernah tersangkut.
Jangkar kuno berhasil diangkut ke permukaan pada Sabtu (11/6) siang sekitar pukul 13.47 WIB, kemudian diangkut ke daratan dengan menggunakan derek manual yang dikaitkan pada sebuah kapal motor nelayan, sementara satu kapal lain menariknya. Diperlukan tenaga sekitar 50 orang untuk menaikkan jangkar tersebut ke daratan permukiman warga Desa Gegunung Wetan RT 03 RW I Kecamatan Kota Rembang.
Jangkar dengan berat lebih dari 1000 kilogram, memiliki panjang sekitar 4,5 meter dan lebar lengkung lebih dari tiga meter tersebut baru bisa didudukkan tepat di sebelah barat ‘pesarean’ jangkar lama pada pukul 16.47 WIB. Ratusan warga pun langsung mengerubuti jangkar itu.
Dimungkinkan Ada Jangkar Kuno Lagi
Jumlah jangkar kuno berukuran besar yang ditemukan di Perairan Rembang dimungkinkan akan segera bertambah dua lagi sebab nelayan Desa Gegunung Wetan kembali menemukan dugaan adanya jangkar serupa di sebelah tenggara Pulau Karang Masaran dan utara Perairan Taman Kartini.
Warga meyakini adanya jangkar kuno di perairan sebelah tenggara Pulau Karang Masaran itu setelah sudah sekian lama nelayan kerap melihat pantulan cahaya mencorong yang diduga berasal dari jangkar kuno raksasa yang terbuat dari tembaga atau kuningan. Sementara informasi keberadaan jangkar di utara perairan Pantai Kartini diperoleh dari sejumlah nelayan yang kerap menangkap ikan di wilayah itu.
“Warga sudah mencatat titik koordinatnya, tinggal diselami saja. Namun, nelayan masih mempertimbangkan untuk melakukan penyelaman karena minimnya sarana. Belum lagi sejumlah mitos yang berkembang terkait keangkeran perairan tenggara Pulau Masaran itu,” kata Gunadi, tokoh Desa Gegunung Wetan.
Sebelumnya, jangkar kuno raksasa juga ditemukan nelayan Desa Gegunung Wetan di perairan dekat Pulau Karang Masaran pada Selasa Wage (26/4) sekitar pukul 11.00 WIB. Jangkar kuno raksasa yang ditemukan pada koordinat 6 derajat 40 menit 700 detik Lintang Selatan dan 111 derajat 20 menit 186 detik Bujur Timur memiliki panjang sekira 3,8 meter dan lebar hampir dua meter serta diperkirakan berasal dari kapal yang tenggelam pada tahun 1731.
Jangkar kuno raksasa tersebut kini ditempatkan di kawasan RT 3 RW I Desa Gegunung Wetan, di tengah-tengah permukiman warga. Saat ini, jangkar tersebut telah dibuatkan “museum” sementara dengan menghabiskan dana kurang lebih Rp17 juta yang berasal dari swadaya warga setempat, bukan sumbangan dari pemerintah kabupaten itu. (Pujianto-02)
Tentang iklan-iklan ini
Memuat...
Suka
Jadilah yang pertama menyukai ini.
Terkait
Berburu Benda Kuno di Perairan Selayar Kepulauan
dalam "Kliping"
Kontroversi Nanking Cargo - Harta Karun di Perairan Nusantara
dalam "Kliping"
Nanking Cargo dan Arti Penting Laut bagi Perkembangan Bangsa
dalam "Artikel"
22 November 2011 Leave a reply
« Sebelumnya
Berikutnya »
Berikan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar
Nama
*
*
Situs web
Beri tahu saya komentar baru melalui email.
Translator (1)
Translator (2)
Bulgarian Croatian Czech Denmark Dutch Finnish Greek Hindi Italy Portuguese Romanian Rusian Spanish Swedish
Daftar Isi
Para Pemburu Alas Samudra
Pemburu Harta Temukan Botol Anggur 100 Tahun Dari Kapal Karam
Arkeologi Maritim: Belanda Diharapkan Bantu Mengelola Situs
Muatan Kapal Belanda Hilang
Perahu Firaun Berumur 5000 Tahun Berhasil Ditemukan
Harta Karun dari Perairan Cirebon Bagian Indonesia Masih Utuh
Pemerintah curiga investor lelang harta karun di Singapura
Peluncuran Buku
Spanyol Menangkan Gugatan Harta Karun
Warga Tanjabtim Temukan Puing Kapal Kuno
Concordia Karam di “Kuburan” Kapal Kuno
Kapal Karam Armada Sir Francis Drake
Kapal Perang Kubilai Khan Ditemukan di Jepang
Pelatihan dan Sertifikasi Selam
Pengelolaan Tinggalan Budaya Bawah Air di Indonesia*
SIDE SCAN SONAR, Teknologi Penginderaan Bawah Laut
Perendaman Situs Perahu Kuno Molor
Situs Perahu Kuno Rembang Direkonstruksi
Ditemukan Lagi Jangkar Raksasa
Dihentikan, Usai Kerja Sebulan
Peneliti Temukan Pulau yang Tenggelam
Ditemukan ‘Makam’ Kapal Viking Kuno
Menelusuri Jejak Kemaritiman Tanimbar
Menyelam, Sambil Menyingkap Sejarah
Hasil Survey, ‘Fyenord’ Bukan Kapal Perang
Survei Kapal Tenggelam di Perairan Pulau Pongok, Kab. Bangka Selatan, Bangka Belitung
Survei Peninggalan Bawah Air di Sungai Balang Beru dan Je’neberang
Paradigma dalam Arkeologi Maritim
Kapal Karam Era Romawi Ungkap Rahasia Pengobatan Kuno
Perahu Prasejarah di Situs Air Sugihan
Dulu, Direktorat Peninggalan Bawah Air; Kini, Direktorat Warisan Budaya Bawah Air dan Masa Kolonial
Laut China Selatan Bukan Pepesan Kosong
Gunung dan Sungai Kuno Ditemukan di Dasar Lautan
Tembikar di Kapal VOC dari China-Vietnam
Seberapa Berharga Harta Karun VOC Mentawai?
Pengangkatan Kapal VOC di Mentawai Terkendala
Ilmuwan Temukan Peninggalan Istana Cleopatra yang Tenggelam
Penyelam Florida Temukan Harta Karun Baru dari Kapal yang Karam
Ditemukan, 20 Kapal Kuno di Sri Lanka
Arkeolog Temukan Kapal Kuno Firaun 4.500 Tahun
Menyelami Laut dengan Persiapan Matang
Kesehatan Penyelam: Menguak Mitos “Hantu Laut”
Experimental Cleaning on Ceramics Results of Underwater Archaeological Excavation*
Sembarangan Angkat “Harta Karun” Bawah Laut. Musnahkan Data Sejarah Budaya Bangsa*)
Buku tentang Arkeologi Bawah Air
Atlantis, Kota Hilang Tersapu Tsunami Ditemukan
Ditemukan, Kapal Romawi Berumur 2.000 Tahun
Kemenbudpar Lestarikan Kapal Karam
Atlantis, Kota yang Hilang Ditelan Tsunami
Survei H-Beam di Teluk Rembang
Museum Bawah Laut Grenada
Harry Widianto, Penyelam dan Penjaga Situs Manusia Purba
Bangkai Kapal Perang Belanda Ditemukan di Perairan Madura
Buku-buku Arkeologi Bawah Air
Warisan Kebudayaan Bawah Air Borneo
Arkeologi Bawah Laut Nusantara
Kontroversi Nanking Cargo – Harta Karun di Perairan Nusantara
Manguin, Arkeolog Maritim Asia
Potensi Sumber Daya Arkeologi Bawah Air di Sulawesi Selatan: Suatu Alternatif Tambahan Pendapatan Asli Daerah [1]
Underwater Archaeology
Info Buku: The Nautical Archaeology Society
Info Buku: Arkeologi Maritim Malaysia
Luc Heyman, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon
Kota Tertua di Bawah Laut
LIPI: Kemungkinan Ada Kapal Harta Karun Lain
Perairan Indonesia Punya Banyak Kapal Harta Karun
Teknologi Maritim Indonesia Lebih Baik dari Viking
Indonesia Kalah dari Pengejar Kapal Harta Karun
Kapal Abad 18 Ditemukan di Bawah Reruntuhan WTC
Konvensi tentang Benda-benda Budaya Curian dan Ekspor Ilegal
BCB dari Situs Bawah Air Perairan Karang Heluputan, Kepulauan Riau
Deklarasi Tokyo bagi Kemitraan Jepang-ASEAN di Milenium Baru
Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Warisan Alam Dunia
Piagam tentang Perlindungan dan Manajemen Warisan Budaya Bawah Air
ASEAN Declaration on Cultural Heritage
Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dari Kancah Sengketa Bersenjata 1954
Menelusuri Keangkeran Tembok Raksasa di Bawah Air
PP RI No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
PP RI No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Penjelasan atas PP RI No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992 tentang BCB
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
UU No. 17 Tahun 1985 tentang Konvensi Hukum Laut
UU RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Peninggalan Bawah Air
Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan
UU RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Penjelasan UURI Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Penetapan Status Penggunaan dan Penjualan BMKT
Penjelasan UUBCB Nomor 5 Tahun 1992
Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
Keputusan Presiden RI Tahun 1992 tentang Pembagian Hasil Pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam Antara Pemerintah dan Perusahaan
Keputusan Presiden RI Tahun 2007 tentang Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam
Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Pendaftaran BCB
Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Penelitian dan Penetapan BCB dan/atau Situs
Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Perlindungan dan Pemeliharaan BCB
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang Pemilikan, Penguasaan, Pengalihan, dan Penghapusan BCB dan/atau Situs
Instruksi Presiden RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata
Sepenggal Pesan Harta Karun Perairan Indonesia
Kota-kota Kuno yang Tenggelam
Ekspedisi Istana Tenggelam Cleopatra
Kapal Karam Kuno Banyak Terabaikan
ARKEOLOGI BAWAH AIR: Melacak Kapal Karam
Balar Yogya Gandeng Ahli Kapal Kuno dan Konservator
Kapal Kuno Segera Diangkat dari Perairan Cyprus
Situs Kapal Kuno Butuh Peneliti
Kapal Harta Karun, Terseret Tsunami
Berburu Benda Kuno di Perairan Selayar Kepulauan
Kapal Harta Karun
Arkeolog Buru Kapal Kuno Peninggalan Dinasti Ming
Tim Arkeolog Teliti Situs Bawah Laut Rembang
Peradaban Hilang Ditemukan di Bawah Teluk Persia
Mengenang 66 Tahun Tenggelamnya Junyo Maru
Ekspedisi Viking
Pengangkatan Badan Kapal Nan’ao-1 Akan Selesai Dalam Dua Tahun
Perairan Maluku dan Jalur Perdagangan Tempo Dulu
Ditemukan di Laut Hitam: Kapal Kuno 1.500 Tahun SM
Puing Kapal Tunjukkan Lokasi Perang
Varuna, Jurnal Arkeologi Bawah Air
Konservasi dan Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi Laut: Peluang dan Tantangan (Abstrak Makalah)
Sejumlah Bangkai Kapal Kuno Ditemukan di Oslo
Museum Dasar Laut, Kapal Romawi Kuno Muncul
Kapal Yang Hilang 157 Tahun Lalu Ditemukan
Menuju Arkeologi Maritim Indonesia*
Arkeologi Bawah Laut vs Perburuan Harta Karun
Ekspedisi Sriwijaya: Pengembangan Arkeologi Maritim di Balai Arkeologi Palembang
TNI AL Jaga Sungai Musi dari Pemburu Harta Karun
Pelatihan Arkeologi Bawah Air Air Hitam – Belitung, 7 Juni – 13 Juni 2010
Balada Lelang Lima Menit
Waspadai Penerbitan Izin Arkeologi Bawah Laut
Menjelajah Istana Cleopatra di Dasar Laut
Hatcher, Si Pemburu Harta Karun Laut
Nanking Cargo dan Arti Penting Laut bagi Perkembangan Bangsa
Survei Peninggalan Bawah Air di Pulau Pongok, Bangka
Situs Bawah Laut Menguntungkan Tanpa Dijual
Bermitra dengan Media Massa untuk Sosialisasikan Warisan Budaya Bawah Air*
Berbagai Kegiatan Peninggalan Bawah Air 2010
Sentuh Warisan Budaya Bawah Air
Kembudpar Belum Ratifikasi Konvensi Warisan Budaya Bawah Air
Diklat Konservasi Peninggalan Bawah Air
Potensi Arkeologi Bawah Air Kurang Diperhatikan
Butuh 22.000 Penyelaman Angkat Harta Karun
Selat Bangka Jadi Kuburan Harta Karun
“Di balik Layar” Harta Karun The Cirebon Wreck
Lelang Artefak Ditunda
Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Warisan Budaya Bawah Air di Indonesia*
Michael Hatcher, Sang Pemburu Harta Karun Itu Dicekal
Warisan Budaya Bawah Air Dilelang?
Pameran dan Seminar Warisan Budaya Bawah Air
Eksotika Arkeologi Pulau Genting
Disparbud Pamerkan Peninggalan Arkeologi Bawah Air
Ditemukan 5 Situs Bawah Air Karimunjawa
Pelestarian Arkeologi Bawah Air Terkendala Biaya
Kategori Tulisan
ABA Arkeologi Laut AS ASEAN Atlantis Balai Arkeologi Bangka Bangka Belitung Banten Bawah Laut BCB Belanda BMKT Buku Cina Cirebon Cirebon Wreck DIA Diklat Eropa Harta karun Hatcher Inggris Italia Jambi Jawa Tengah Jepang Kapal Kapal karam Kapal kuno Karam Karawang Karimunjawa Kebijakan Konferensi Konferensi pers Konservasi Kota kuno Laporan kegiatan Lelang Makassar Malaysia Maluku Mancanegara Maritim Mentawai Mesir Michael Hatcher Norwegia Nusantara Palembang Pameran Pelatihan Pencurian Penelitian Penjelasan Perahu Prasejarah Rembang Romawi Selam Seminar Situs Spanyol Sumatera Sunda Sungai Musi Survei Teknologi Tokoh UUBCB 1992 UUBCB 2010 Viking VOC Yunani