Announcement

Collapse
No announcement yet.

Sejarah penemuan jangkar

Collapse
X
  • Filter
  • Time
  • Show
Clear All
new posts

  • #1

    Sejarah penemuan jangkar

    wordpress.com
    Baru saja dioptimalkan
    Lihat yang asli

    Arkeologi Bawah Air dan Arkeologi Maritim
    Lestarikan Jejak Peradaban di Perairan Nusantara

    Ditemukan Lagi Jangkar Raksasa
    [Jangkar kuno raksasa kembali ditemukan nelayan warga Desa Gegunung Wetan Kecamatan Kota Rembang di Perairan Karang Sinden, Sabtu (11/6). (doc)]

    suararembang.com, Sabtu, 11 Juni 2011 – Nelayan Desa Gegunung Wetan Kecamatan Kota Rembang, Sabtu (11/6), menemukan lagi sebuah jangkar kuno raksasa di Perairan Rembang, sekitar dua mil atau 3,6 kilometer dari bibir Pantai Kartini Rembang.

    Jangkar yang diduga berusia lebih tua dibandingkan jangkar temuan sebelumnya itu, sudah diketahui koordinat keberadaannya pada Jumat (10/6) pukul 12.16 WIB. Adapun koordinat penemuan jangkar kuno raksasa itu adalah 6 derajat 40 menit 742 detik Lintang Selatan dan 111 derajat 21 menit 373 detik Bujur Timur.

    Menurut keterangan yang dihimpun suararembang, penemuan jangkar tersebut bermula ketika pada Kamis (9/6), jaring kapal motor nelayan milik Rasyid tersangkut karang di kawasan Karang Bata. Kata sejumlah warga, nelayan setempat memang kerap berburu ikan-ikan di sekitar kawasan tersebut.

    Pada Jumat (10/6), sejumlah nelayan melakukan survei dan penyelaman ke dasar laut sekitar Karang Bata untuk melepaskan jaring yang tersangkut. Namun, setelah diselami, para penyelam yang dikomandani Rastim (36), justru menemukan tumpukan batu bata yang diduga merupakan muatan kapal kuno China yang tenggelam saat melintasi Perairan Rembang beberapa abad yang lalu.

    Menurut Rastim, batu bata kuno yang ditemukan di Karang Bata berbeda dengan batu bata merah yang akrab digunakan untuk membangun rumah. Meski ukuran batu bata kuno tersebut lebih kecil atau hanya berukuran lebar enam centimeter dan panjang 12 centimeter, namun bobotnya hampir sama dengan batu bata merah yang ukurannya rata-rata delapan centimeter kali 30 centimeter.

    Rastim dan kawan-kawan pun kemudian mengambil sebanyak dua keranjang batu bata kuno sebagai contoh untuk nelayan dan pihak lain yang membutuhkan. Ia mengungkapkan jumlah luasan tumpukan batu bata kuno di dasar laut Karang Bata tersebut berkisar 70 meter persegi.

    Usai menemukan batu bata kuno itu, Rastim dan kawan-kawan tak buru-buru menyudahi penyelaman. Ia memilih lebih lama lagi mengobrak-abrik dasar laut Karang Bata. Setelah sekian lama beraksi, Rastim justru menemukan sebuah jangkar kuno raksasa dalam kondisi tegak pada perairan sebelah selatan laut Karang Bata, berjarak kurang lebih satu mil laut atau sekitar 1,8 kilometer. Nelayan setempat menyebut titik lokasi penemuan jangkar tersebut sebagai Perairan Karang Sinden.

    Keesokan harinya atau pada Sabtu (11/6) sekitar pukul 05.30 WIB, belasan nelayan dan dua penyelam kembali ke lokasi penemuan jangkar di selatan Karang Bata untuk mengangkat jangkar.

    Dibutuhkan waktu lebih dari delapan jam untuk menaikkan jangkar yang terendam dalam kedalaman laut 7,5 meter tersebut ke daratan. Pasalnya, para penyelam lebih dulu harus membersihkan jangkar dari jaring-jaring yang pernah tersangkut.

    Jangkar kuno berhasil diangkut ke permukaan pada Sabtu (11/6) siang sekitar pukul 13.47 WIB, kemudian diangkut ke daratan dengan menggunakan derek manual yang dikaitkan pada sebuah kapal motor nelayan, sementara satu kapal lain menariknya. Diperlukan tenaga sekitar 50 orang untuk menaikkan jangkar tersebut ke daratan permukiman warga Desa Gegunung Wetan RT 03 RW I Kecamatan Kota Rembang.

    Jangkar dengan berat lebih dari 1000 kilogram, memiliki panjang sekitar 4,5 meter dan lebar lengkung lebih dari tiga meter tersebut baru bisa didudukkan tepat di sebelah barat ‘pesarean’ jangkar lama pada pukul 16.47 WIB. Ratusan warga pun langsung mengerubuti jangkar itu.


    Dimungkinkan Ada Jangkar Kuno Lagi

    Jumlah jangkar kuno berukuran besar yang ditemukan di Perairan Rembang dimungkinkan akan segera bertambah dua lagi sebab nelayan Desa Gegunung Wetan kembali menemukan dugaan adanya jangkar serupa di sebelah tenggara Pulau Karang Masaran dan utara Perairan Taman Kartini.

    Warga meyakini adanya jangkar kuno di perairan sebelah tenggara Pulau Karang Masaran itu setelah sudah sekian lama nelayan kerap melihat pantulan cahaya mencorong yang diduga berasal dari jangkar kuno raksasa yang terbuat dari tembaga atau kuningan. Sementara informasi keberadaan jangkar di utara perairan Pantai Kartini diperoleh dari sejumlah nelayan yang kerap menangkap ikan di wilayah itu.

    “Warga sudah mencatat titik koordinatnya, tinggal diselami saja. Namun, nelayan masih mempertimbangkan untuk melakukan penyelaman karena minimnya sarana. Belum lagi sejumlah mitos yang berkembang terkait keangkeran perairan tenggara Pulau Masaran itu,” kata Gunadi, tokoh Desa Gegunung Wetan.

    Sebelumnya, jangkar kuno raksasa juga ditemukan nelayan Desa Gegunung Wetan di perairan dekat Pulau Karang Masaran pada Selasa Wage (26/4) sekitar pukul 11.00 WIB. Jangkar kuno raksasa yang ditemukan pada koordinat 6 derajat 40 menit 700 detik Lintang Selatan dan 111 derajat 20 menit 186 detik Bujur Timur memiliki panjang sekira 3,8 meter dan lebar hampir dua meter serta diperkirakan berasal dari kapal yang tenggelam pada tahun 1731.

    Jangkar kuno raksasa tersebut kini ditempatkan di kawasan RT 3 RW I Desa Gegunung Wetan, di tengah-tengah permukiman warga. Saat ini, jangkar tersebut telah dibuatkan “museum” sementara dengan menghabiskan dana kurang lebih Rp17 juta yang berasal dari swadaya warga setempat, bukan sumbangan dari pemerintah kabupaten itu. (Pujianto-02)

    Tentang iklan-iklan ini
    Memuat...
    Suka
    Jadilah yang pertama menyukai ini.
    Terkait

    Berburu Benda Kuno di Perairan Selayar Kepulauan
    dalam "Kliping"
    Kontroversi Nanking Cargo - Harta Karun di Perairan Nusantara
    dalam "Kliping"
    Nanking Cargo dan Arti Penting Laut bagi Perkembangan Bangsa
    dalam "Artikel"

    22 November 2011 Leave a reply
    « Sebelumnya
    Berikutnya »
    Berikan Balasan
    Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
    Komentar
    Nama
    *

    Email
    *

    Situs web

    Beri tahu saya komentar baru melalui email.


    Translator (1)


    Translator (2)

    Bulgarian Croatian Czech Denmark Dutch Finnish Greek Hindi Italy Portuguese Romanian Rusian Spanish Swedish
    Daftar Isi

    Para Pemburu Alas Samudra
    Pemburu Harta Temukan Botol Anggur 100 Tahun Dari Kapal Karam
    Arkeologi Maritim: Belanda Diharapkan Bantu Mengelola Situs
    Muatan Kapal Belanda Hilang
    Perahu Firaun Berumur 5000 Tahun Berhasil Ditemukan
    Harta Karun dari Perairan Cirebon Bagian Indonesia Masih Utuh
    Pemerintah curiga investor lelang harta karun di Singapura
    Peluncuran Buku
    Spanyol Menangkan Gugatan Harta Karun
    Warga Tanjabtim Temukan Puing Kapal Kuno
    Concordia Karam di “Kuburan” Kapal Kuno
    Kapal Karam Armada Sir Francis Drake
    Kapal Perang Kubilai Khan Ditemukan di Jepang
    Pelatihan dan Sertifikasi Selam
    Pengelolaan Tinggalan Budaya Bawah Air di Indonesia*
    SIDE SCAN SONAR, Teknologi Penginderaan Bawah Laut
    Perendaman Situs Perahu Kuno Molor
    Situs Perahu Kuno Rembang Direkonstruksi
    Ditemukan Lagi Jangkar Raksasa
    Dihentikan, Usai Kerja Sebulan
    Peneliti Temukan Pulau yang Tenggelam
    Ditemukan ‘Makam’ Kapal Viking Kuno
    Menelusuri Jejak Kemaritiman Tanimbar
    Menyelam, Sambil Menyingkap Sejarah
    Hasil Survey, ‘Fyenord’ Bukan Kapal Perang
    Survei Kapal Tenggelam di Perairan Pulau Pongok, Kab. Bangka Selatan, Bangka Belitung
    Survei Peninggalan Bawah Air di Sungai Balang Beru dan Je’neberang
    Paradigma dalam Arkeologi Maritim
    Kapal Karam Era Romawi Ungkap Rahasia Pengobatan Kuno
    Perahu Prasejarah di Situs Air Sugihan
    Dulu, Direktorat Peninggalan Bawah Air; Kini, Direktorat Warisan Budaya Bawah Air dan Masa Kolonial
    Laut China Selatan Bukan Pepesan Kosong
    Gunung dan Sungai Kuno Ditemukan di Dasar Lautan
    Tembikar di Kapal VOC dari China-Vietnam
    Seberapa Berharga Harta Karun VOC Mentawai?
    Pengangkatan Kapal VOC di Mentawai Terkendala
    Ilmuwan Temukan Peninggalan Istana Cleopatra yang Tenggelam
    Penyelam Florida Temukan Harta Karun Baru dari Kapal yang Karam
    Ditemukan, 20 Kapal Kuno di Sri Lanka
    Arkeolog Temukan Kapal Kuno Firaun 4.500 Tahun
    Menyelami Laut dengan Persiapan Matang
    Kesehatan Penyelam: Menguak Mitos “Hantu Laut”
    Experimental Cleaning on Ceramics Results of Underwater Archaeological Excavation*
    Sembarangan Angkat “Harta Karun” Bawah Laut. Musnahkan Data Sejarah Budaya Bangsa*)
    Buku tentang Arkeologi Bawah Air
    Atlantis, Kota Hilang Tersapu Tsunami Ditemukan
    Ditemukan, Kapal Romawi Berumur 2.000 Tahun
    Kemenbudpar Lestarikan Kapal Karam
    Atlantis, Kota yang Hilang Ditelan Tsunami
    Survei H-Beam di Teluk Rembang
    Museum Bawah Laut Grenada
    Harry Widianto, Penyelam dan Penjaga Situs Manusia Purba
    Bangkai Kapal Perang Belanda Ditemukan di Perairan Madura
    Buku-buku Arkeologi Bawah Air
    Warisan Kebudayaan Bawah Air Borneo
    Arkeologi Bawah Laut Nusantara
    Kontroversi Nanking Cargo – Harta Karun di Perairan Nusantara
    Manguin, Arkeolog Maritim Asia
    Potensi Sumber Daya Arkeologi Bawah Air di Sulawesi Selatan: Suatu Alternatif Tambahan Pendapatan Asli Daerah [1]
    Underwater Archaeology
    Info Buku: The Nautical Archaeology Society
    Info Buku: Arkeologi Maritim Malaysia
    Luc Heyman, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon
    Kota Tertua di Bawah Laut
    LIPI: Kemungkinan Ada Kapal Harta Karun Lain
    Perairan Indonesia Punya Banyak Kapal Harta Karun
    Teknologi Maritim Indonesia Lebih Baik dari Viking
    Indonesia Kalah dari Pengejar Kapal Harta Karun
    Kapal Abad 18 Ditemukan di Bawah Reruntuhan WTC
    Konvensi tentang Benda-benda Budaya Curian dan Ekspor Ilegal
    BCB dari Situs Bawah Air Perairan Karang Heluputan, Kepulauan Riau
    Deklarasi Tokyo bagi Kemitraan Jepang-ASEAN di Milenium Baru
    Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Warisan Alam Dunia
    Piagam tentang Perlindungan dan Manajemen Warisan Budaya Bawah Air
    ASEAN Declaration on Cultural Heritage
    Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dari Kancah Sengketa Bersenjata 1954
    Menelusuri Keangkeran Tembok Raksasa di Bawah Air
    PP RI No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
    PP RI No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
    Penjelasan atas PP RI No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992 tentang BCB
    Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
    UU No. 17 Tahun 1985 tentang Konvensi Hukum Laut
    UU RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
    Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Peninggalan Bawah Air
    Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan
    UU RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
    UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
    Penjelasan UURI Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
    Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Penetapan Status Penggunaan dan Penjualan BMKT
    Penjelasan UUBCB Nomor 5 Tahun 1992
    Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
    Keputusan Presiden RI Tahun 1992 tentang Pembagian Hasil Pengangkatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam Antara Pemerintah dan Perusahaan
    Keputusan Presiden RI Tahun 2007 tentang Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam
    Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Pendaftaran BCB
    Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Penelitian dan Penetapan BCB dan/atau Situs
    Kepmendikbud RI Tahun 1995 tentang Perlindungan dan Pemeliharaan BCB
    Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang Pemilikan, Penguasaan, Pengalihan, dan Penghapusan BCB dan/atau Situs
    Instruksi Presiden RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata
    Sepenggal Pesan Harta Karun Perairan Indonesia
    Kota-kota Kuno yang Tenggelam
    Ekspedisi Istana Tenggelam Cleopatra
    Kapal Karam Kuno Banyak Terabaikan
    ARKEOLOGI BAWAH AIR: Melacak Kapal Karam
    Balar Yogya Gandeng Ahli Kapal Kuno dan Konservator
    Kapal Kuno Segera Diangkat dari Perairan Cyprus
    Situs Kapal Kuno Butuh Peneliti
    Kapal Harta Karun, Terseret Tsunami
    Berburu Benda Kuno di Perairan Selayar Kepulauan
    Kapal Harta Karun
    Arkeolog Buru Kapal Kuno Peninggalan Dinasti Ming
    Tim Arkeolog Teliti Situs Bawah Laut Rembang
    Peradaban Hilang Ditemukan di Bawah Teluk Persia
    Mengenang 66 Tahun Tenggelamnya Junyo Maru
    Ekspedisi Viking
    Pengangkatan Badan Kapal Nan’ao-1 Akan Selesai Dalam Dua Tahun
    Perairan Maluku dan Jalur Perdagangan Tempo Dulu
    Ditemukan di Laut Hitam: Kapal Kuno 1.500 Tahun SM
    Puing Kapal Tunjukkan Lokasi Perang
    Varuna, Jurnal Arkeologi Bawah Air
    Konservasi dan Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi Laut: Peluang dan Tantangan (Abstrak Makalah)
    Sejumlah Bangkai Kapal Kuno Ditemukan di Oslo
    Museum Dasar Laut, Kapal Romawi Kuno Muncul
    Kapal Yang Hilang 157 Tahun Lalu Ditemukan
    Menuju Arkeologi Maritim Indonesia*
    Arkeologi Bawah Laut vs Perburuan Harta Karun
    Ekspedisi Sriwijaya: Pengembangan Arkeologi Maritim di Balai Arkeologi Palembang
    TNI AL Jaga Sungai Musi dari Pemburu Harta Karun
    Pelatihan Arkeologi Bawah Air Air Hitam – Belitung, 7 Juni – 13 Juni 2010
    Balada Lelang Lima Menit
    Waspadai Penerbitan Izin Arkeologi Bawah Laut
    Menjelajah Istana Cleopatra di Dasar Laut
    Hatcher, Si Pemburu Harta Karun Laut
    Nanking Cargo dan Arti Penting Laut bagi Perkembangan Bangsa
    Survei Peninggalan Bawah Air di Pulau Pongok, Bangka
    Situs Bawah Laut Menguntungkan Tanpa Dijual
    Bermitra dengan Media Massa untuk Sosialisasikan Warisan Budaya Bawah Air*
    Berbagai Kegiatan Peninggalan Bawah Air 2010
    Sentuh Warisan Budaya Bawah Air
    Kembudpar Belum Ratifikasi Konvensi Warisan Budaya Bawah Air
    Diklat Konservasi Peninggalan Bawah Air
    Potensi Arkeologi Bawah Air Kurang Diperhatikan
    Butuh 22.000 Penyelaman Angkat Harta Karun
    Selat Bangka Jadi Kuburan Harta Karun
    “Di balik Layar” Harta Karun The Cirebon Wreck
    Lelang Artefak Ditunda
    Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Warisan Budaya Bawah Air di Indonesia*
    Michael Hatcher, Sang Pemburu Harta Karun Itu Dicekal
    Warisan Budaya Bawah Air Dilelang?
    Pameran dan Seminar Warisan Budaya Bawah Air
    Eksotika Arkeologi Pulau Genting
    Disparbud Pamerkan Peninggalan Arkeologi Bawah Air
    Ditemukan 5 Situs Bawah Air Karimunjawa
    Pelestarian Arkeologi Bawah Air Terkendala Biaya
    Kategori Tulisan

    ABA Arkeologi Laut AS ASEAN Atlantis Balai Arkeologi Bangka Bangka Belitung Banten Bawah Laut BCB Belanda BMKT Buku Cina Cirebon Cirebon Wreck DIA Diklat Eropa Harta karun Hatcher Inggris Italia Jambi Jawa Tengah Jepang Kapal Kapal karam Kapal kuno Karam Karawang Karimunjawa Kebijakan Konferensi Konferensi pers Konservasi Kota kuno Laporan kegiatan Lelang Makassar Malaysia Maluku Mancanegara Maritim Mentawai Mesir Michael Hatcher Norwegia Nusantara Palembang Pameran Pelatihan Pencurian Penelitian Penjelasan Perahu Prasejarah Rembang Romawi Selam Seminar Situs Spanyol Sumatera Sunda Sungai Musi Survei Teknologi Tokoh UUBCB 1992 UUBCB 2010 Viking VOC Yunani
Powered by Stromotion
Working...
X